Tim
astronom internasional pada Kamis (3/3) melihat galaksi terjauh yang pernah
dilihat di semesta menggunakan Teleskop Antariksa Hubble. Galaksi sangat terang
bernama GN-z11 terlihat 13,4 miliar tahun di masa lalu, hanya 400 juta tahun
setelah Big Bang atau Ledakan Besar.
"Kami
mengambil langkah mundur dalam waktu, di luar apa yang pernah kita harapkan
dengan Hubble. Kami melihat GN-z11 pada waktu ketika semesta hanya tiga persen
dari usia saat ini," kata peneliti utama Pascal Oesch dari Yale
University, menurut laporan tim astronom di Astrophysical Journal.
Tim
astronot yang juga meliputi ilmuwan dari Space Telescope Science Institute dan
University of California itu mengungkapkan bahwa GN-z11 sekitar 25 kali lebih
kecil dibandingkan dengan Bima Sakti dan bintang-bintangnya hanya satu persen
dari masa galaksi kita.
©
AP Teleskop Antariksa Hubble.
Meski
demikian GN-z11 tumbuh cepat, membentuk bintang-bintang pada laju 20 kali lebih
besar dibandingkan dengan galaksi kita sekarang. Ini membuat galaksi yang
sangat jauh itu terlihat cukup terang sehingga para astronom bisa melihat dan
mengamatinya menggunakan Teleskop Hubble dan Spitzer milik Badan Antariksa Amerika
Serikat (NASA).
Tim
menggunakan Wide Field Camera 3 pada Hubble untuk secara akurat mengukur jarak
ke GN-z11 secara spektroskopis dengan memecah cahaya menjadi komponen-komponen
warna. Pengukuran itu didasarkan pada "pergeseran merah" satu
galaksi, yang artinya kalau satu galaksi jauh bergerak menjauhi kita cahayanya
tampak lebih merah. Makin besar pergeseran merahnya, makin jauh galaksi itu.
Sebelum
para astronom menentukan jarak GN-z11, galaksi paling jauh dalam pengukuran
spektroskopis punya pergeseran merah 8,68 yang diterjemahkan menjadi jarak 13,2
miliar tahun cahaya.
Sekarang
tim mengonfirmasi GN-z11 berada pada pergeseran merah 11,1 atau hampir 200 juta
tahun mendekati waktu Ledakan Besar. "Rekor baru ini tampaknya akan
bertahan sampai peluncuran Teleskop Antariksa James Webb," kata peneliti
Pieter van Dokkum dari Yale University mengacu pada penerus Hubble yang
dijadwalkan meluncur 2018.
Hasil
penelitian itu membawa petunjuk-petunjuk mengejutkan baru tentang sifat dari
alam semesta pada masa sangat awal.
"Menakjubkan
bahwa satu galaksi yang begitu masif ada hanya 200 juta sampai 300 juta setelah
bintang paling pertama mulai terbentuk. Butuh pertumbuhan sangat cepat, laju
produksi bintang sangat besar, untuk membentuk satu galaksi yang semiliar masa
matahari begitu cepat," kata peneliti Garth Illingworth dari University of
California, Santa Cruz, seperti dilansir laman resmi NASA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar