Tampilkan postingan dengan label Sains. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sains. Tampilkan semua postingan

Tikus Bisa Berubah Jadi Gajah, Asal...




© Copyright (c) 2012 TEMPO.CO foto
Untuk pertama kalinya para ilmuwan berhasil mengukur berapa cepat evolusi skala besar dapat terjadi pada mamalia. Hasil penelitian mereka menunjukkan, dibutuhkan waktu selama 24 juta generasi bagi hewan seukuran tikus untuk berkembang menjadi sebesar gajah.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences itu menjelaskan kenaikan dan penurunan ukuran mamalia setelah kepunahan dinosaurus 65 juta tahun silam. Penelitian yang dipimpin Alistair Evans dari Monash University itu melibatkan 20 ahli biologi dan paleontologi.

Mereka menemukan bahwa tingkat penurunan ukuran tubuh pada mamalia jauh lebih cepat daripada tingkat pertumbuhannya. Dibutuhkan waktu hanya 100 ribu generasi untuk penurunan yang sangat besar yang berakibat terjadinya kekerdilan.

Evans mengatakan penelitian ini unik karena penelitian sebelumnya hanya berfokus pada evolusi mikro, yaitu perubahan kecil yang terjadi dalam suatu spesies, bukan perubahan skala besar ukuran tubuh hewan.

"Perubahan ukuran 'tikus ke gajah' memang perubahan besar, tapi juga butuh waktu sangat lama. Perubahan yang tidak terlalu dramatis adalah perubahan dari ukuran kelinci ke ukuran gajah yang butuh waktu selama 10 juta generasi," kata pakar biologi evolusi ini.

Tim menguji 28 kelompok mamalia, termasuk gajah, primata, dan paus, dari berbagai benua selama 70 juta tahun terakhir. Perubahan ukuran dicatat dalam skala generasi untuk memungkinkan perbandingan yang lebih tepat antara spesies dan masa hidup berbeda.

Kurator senior paleontologi vertebrata dari Museum Victoria, Erich Fitzgerald, mengatakan tingkat perubahan seukuran ikan paus terjadi dua kali lebih cepat daripada mamalia darat. "Ini mungkin karena lebih mudah untuk menjadi besar di dalam air karena air mendukung berat badan," kata dia.

Evans mengaku terkejut saat menemukan bahwa penurunan ukuran tubuh setidaknya terjadi sepuluh kali lebih cepat daripada kenaikan. "Perbedaan antara tingkat penurunan dan penambahan ukuran tubuh benar-benar menakjubkan. Kita tentu tidak pernah mengharapkan hal itu terjadi begitu cepat," ujarnya.

Menurut Evans, hewan-hewan berukuran kecil, seperti mammoth pigmi, kuda nil kerdil, dan hominid "hobbit" yang hidup di pulau-pulau, dapat membantu menjelaskan ihwal pengurangan ukuran tubuh spesies. "Ketika tubuh mengecil, Anda tentu membutuhkan makanan lebih sedikit. Hal itu menjadi keuntungan nyata jika Anda hidup di pulau-pulau kecil," kata dia.

Omega 3, Kunci Agar Sperma Pria Tetap Subur




© Copyright (c) 2012 TEMPO.CO foto

Kabar baik bagi pria yang memiliki tingkat kesuburan rendah. Asam docosahexaenoic atau biasa disebut DHA, yang selama ini berperan penting dalam perkembangan mata dan otak, juga mempengaruhi tingkat kesuburan pria. 

DHA yang merupakan asam lemak omega-3 itu mampu mengubah kelainan sperma, dari semula berkepala bulat menjadi sperma perenang unggul dengan kepala berbentuk kerucut. Manabu Nakamura, peneliti dari University of Illinois di Urbana-Champaign, meneliti tikus knockout yang tidak mampu membuat DHA sendiri. 

"Saya dan rekan-rekan menjadi tahu mengapa DHA sangat penting untuk sperma yang sehat," katanya seperti tertulis dalam jurnal Biology of Reproduction . Seperti asam omega-3 lainnya, DHA banyak ditemukan pada ikan, terutama ikan perairan laut dingin dan ganggang hijau. 

Bagi calon bapak yang tidak gemar menyantap ikan, makanan laut dan ganggang hijau bukan menjadi satu-satunya sumber DHA. Tubuh manusia dapat membentuk DHA dari asam lemak omega-3 lainnya. Dalam penelitian sebelumnya, Nakamura mempelajari tikus yang tidak memiliki enzim pembuat DHA. 

Dari penelitian itu mereka menemukan, jika tikus tidak mendapat asupan DHA dari makanan, pejantannya akan mandul. "Kesuburan akan kembali jika mereka diberi makanan yang mengandung DHA," katanya, seperti dikutip dari Live Science . Ihwal temuan ini, tim peneliti mempelajari perkembangan sperma tikus dalam kondisi kekurangan DHA. 

Ternyata DHA berperan penting dalam pembentukan akrosom pada ujung kepala sperma. Akrosom adalah organel berstruktur runcing yang mengandung enzim dan membantu sperma menembus dinding luar sel telur, sehingga memungkinkan sperma membuahi sel telur. Nakamura mengatakan, kekurangan DHA pada manusia dan mamalia lainnya sebenarnya tidak lazim. 

Sebab, manusia dan mamalia memiliki kemampuan membuat DHA sendiri dari asam lemak yang lain. Namun kerusakan enzim pembentuk DHA bisa menyebabkan kemandulan. Darah dengan kandungan DHA rendah berpengaruh pada penurunan tingkat kesuburan. 

Asupan makanan kaya DHA bisa menyelesaikan masalah ketidaksuburan ini. "Selama sistem di dalam tubuh bekerja dengan baik, manusia dapat membuat DHA dalam tubuh mereka asalkan memiliki prekursor," kata Nakamura. "

Tapi beberapa kelompok orang mungkin mengalami penurunan kemampuan untuk mensintesis DHA, sehingga dapat dibantu lewat makanan." Dalam jangka panjang, akrosom bisa menjadi target untuk pil KB laki-laki, jika pembentukannya dapat dinyalakan atau dihentikan. "Namun para peneliti belum mempelajari hal ini," ujarnya. BIOLOGY OF REPRODUCTION | LIVE SCIENCE | AMRI MAHBUB

Limbah Tulang Ikan Bisa Dibikin Baterai Lho




© Antara/Dedhez Anggara Seorang pekerja menjemur kulit, tulang serta sirip ikan hiu.

MALANG -- Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (JTE FT-UB) mengenalkan pemanfaatan teknologi energi alternatif ramah lingkungan sel surya kepada warga Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. Pelatihan ini bertajuk Edupreneur Piranti Elekronik Berbasis Solar Cell dan dilaksanakan Sabtu (16/4). 

Pelatihan di Balai Dusun Sendang Biru dihadiri perwakilan 25 Pokdarwis. Peserta dibekali kemampuan pelatihan pembuatan baterai dari tulang ikan. Khusus untuk pelatihan pembuatan baterai dari limbah tulang ikan, alat ini dapat dimanfaatkan untuk baterai solar cell ataupun souvenir. 

Dari hasil penelitian, limbah tulang ikan dapat berfungsi sebagai elektrolit dan menyimpan tenaga listrik dalam bentuk ion. Dosen penggagas kegiatan Eka Maulana menuturkan Limbah ikan di sana masih dibuang, padahal bisa digunakan untuk baterai. 

"Kemarin diuji coba hasilnya bisa menghasilkan tegangan 1,4 V. Dari segi tegangan dan arus masih perlu diteliti. Nanti kita coba dengan tambahan bahan-bahan lainnya," kata dosen fakultas tekni Universitas Brawijaya dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Senin (25/4).

Selain pelatihan pembuatan baterai dari tulang ikan, peserta juga dibekali kemampuan merakit panel surya, pelatihan manajemen menuju desa wisata mandiri, teknik sablon dan merchandise, serta pelatihan industri kreatif dan digital marketing.

Dari kajian tim, potensi yang sangat menonjol dari Desa Tambakrejo adalah desa wisata. Terdapat 10 pantai yang berpotensi dan belum banyak diketahui masyarakat. Kondisi pantai masih sangat alami dan bersih. Jaringan listrik juga belum masuk ke daerah tersebut. Pantai-pantai tersebut diantaranya pantai Sendiki, Clungup, Gatra, Bangsong, Asmoro, Sapana, Mini, Batu Pecah, Bukit Wareng, dan Tiga Warna.

“Melihat potensi pantai yang bisa disinari matahari hingga 11 jam, maka kami berupaya mengembangkan solar cell disana,” jelas Eka.

Lewat Suara, Lumba-Lumba Bisa Pecahkan Masalah Bersama



Penelitian Lembaga Riset Dolphins Plus di Florida dan University of Southern Mississippi menunjukkan lumba-lumba punya vokalisasi untuk berkoordinasi dan memecahkan masalah bersama. 

Leigh Torres, seorang ahli ekologi kelautan di Oregon State University, mengatakan selama ini penggunaan suara lumba-lumba yang disebut sebagai burts pulse -ledakan suara yang teratur adalah untuk interaksi sosial dan penentuan lokasi. 

Temuan baru ini, menurut Torres, menunjukkan bahwa ledakan suara yang teratur ini mungkin punya fungsi yang lebih canggih. "Hasil mengarah ke kemungkinan bahasa lumba-lumba yang memungkinkan pemecahan masalah tim," kata Torres. "Ini adalah pertama kalinya kami yakin vokalisasi lumba-lumba yang digunakan untuk memecahkan tugas bersama," kata Holli Eskelinen, peneliti studi ini. 

Peneliti melakukan percobaan pada 24 tabung dengan 6 lumba-lumba di dalamnya. Hanya dua dari lumba-lumba yang pernah berhasil memecahkan teka-teki dan mendapatkan makanan. Pada 20 uji coba, dua lumba-lumba dewasa jantan bekerja sama untuk membuka tabung makanan dalam hitungan beberapa menit. 

Dalam empat uji coba lain, salah satu lumba-lumba berhasil memecahkan masalah sendiri, tapi jauh lebih sulit dan membutuhkan waktu lebih lama. Kejutan datang dari rekaman vokalisasi lumba-lumba yang dilakukan selama percobaan. 

Tim menemukan bahwa ketika lumba-lumba bekerja sama untuk membuka tabung itu, mereka membuat sekitar tiga kali lebih vokalisasi daripada yang mereka lakukan saat membuka tabung sendiri atau ketika berkomunikasi.

Para peneliti mampu menunjukkan bahwa peningkatan ledakan suara yang teratur berhubungan dengan tugas pembukaan tabung makanan.

 Selama uji coba ketika salah satu lumba-lumba membuka tabung tanpa bantuan, tak ada peningkatan suara. Tim menyimpulkan bahwa peningkatan suara selama pembukaan tabung bersama. NEW SCIENTIST | TRI ARTINING PUTRI