©
Copyright (c) 2012 TEMPO.CO foto
TEMPO.CO , New York - Tak ada
sehelai rambut pun yang tumbuh di tubuh tikus mole. Penampilannya yang
telanjang itu membuat tikus tersebut tampak lemah dan ganjil. Namun tikus mole
bugil (Heterocephalus glaber) ternyata kebal dari penyakit kanker yang
mematikan.
Hewan pengerat bawah tanah asal
Afrika itu juga mampu hidup sampai 30 tahun. Jika dibandingkan secara relatif
dengan ukuran tubuh tikus mole bugil, manusia akan memiliki masa hidup hingga
600 tahun.
"Kejutan lainnya adalah tikus
ini tidak pernah terkena kanker seumur hidupnya," kata Vera Gorbunova dari
University of Rochester di New York, Amerika Serikat.
Seperti dikutip Newscientist,
Gorbunova dan timnya menemukan petunjuk di balik kekebalan tubuh tikus mole
bugil terhadap penyakit yang mematikan itu. Penemuan ini bisa mengarah pada
pengobatan mutakhir berbagai penyakit.
Dalam penelitiannya, Gorbunova telah
menemukan bahwa matriks ekstraseluler--selubung organik yang membungkus
jaringan tubuh--pada tikus mole bugil banyak mengandung bahan penghambat
pertumbuhan kanker.
Bahan ajaib itu adalah hyaluronan,
jenis polisakarida yang berfungsi sebagai pelumas dalam tubuh. Pada tubuh tikus
mole, molekul ini muncul dalam bentuk yang berat, yang dikenal sebagai
high-molecular mass hyaluronan (HMM-HA).
Menurut Gorbunova, hewan yang menghabiskan
sebagian besar hidupnya di bawah tanah ini awalnya mengembangkan HMM-HA untuk
mempermudah pergerakan melewati terowongan. "Tapi zat pelumas ini ternyata
juga membantu melawan kanker," ujar dia.
Gorbunova memanipulasi jalur yang
memicu penumpukan HMM-HA dalam sel tubuh tikus mole. Hasilnya, jaringan tubuh
yang tidak kebagian molekul ajaib itu perlahan ditumbuhi sel tumor. Sedangkan
jaringan normal lainnya bebas dari pembentukan tumor.
Masalahnya, kata Gorbunova, HMM-HA
tidak serta-merta dapat diterapkan pada tubuh manusia untuk mengatasi kanker.
Dalam jurnal Nature, ia menjelaskan bahwa manusia harus menjalani manipulasi
semua sel dalam tubuh untuk dapat mengekspresikan molekul itu. "Ini sangat
tidak praktis dan berbahaya," kata dia.
Namun HMM-HA kemungkinan bermanfaat
untuk mengobati penyakit lainnya. Rekan Gorbunova dalam penelitian ini, Chris
Hine dari Harvard School of Public Health, mengatakan molekul itu bisa
dimanfaatkan untuk menyembuhkan arthritis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar